Rabu, 21 Maret 2012

SATU GEREJA MASUK AGAMA ISLAM


SATU GEREJA MASUK AGAMA ISLAM
=======================

Satu gereja masuk Islam benarkah? Semoga ALLAH mengijinkan kita menjadi pemuda seperti beliau, Amiiin….. Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di Amerika. Ada seorang pemuda arab yang baru saja me-nyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika.Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bah...kan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani.Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam. Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut.Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan, namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, “Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini.” Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, “Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya.” Barulah pemuda ini beranjak keluar. Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta, “Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim.” Pendeta itu menjawab, “Dari tanda yang terdapat di wajahmu.” Kemudian ia beranjak hendak keluar, namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut. Sang pendeta berkata, “Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat.” Si pemuda tersenyum dan berkata, “Silahkan! Sang pendeta pun mulai bertanya,1. Sebutkan satu yang tiada duanya,
2. dua yang tiada tiganya,
3. tiga yang tiada empatnya,
4. empat yang tiada limanya
5. lima yang tiada enamnya,
6. enam yang tiada tujuhnya,
7. tujuh yang tiada delapannya,
8. delapan yang tiada sembilannya,
9. sembilan yang tiada sepuluhnya,
10. sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,
11. sebelas yang tiada dua belasnya,
12. dua belas yang tiada tiga belasnya,
13. tiga belas yang tiada empat belasnya.
14. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!
15. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?
16. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?
17. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyu- kainya?
18. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!
19. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?
20. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara
dari ibatu?
21. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!
22. Pohon apakah yang mempu-nyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun
mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?”


Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu tersenyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata,
1. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.
2. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman, “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).” (Al-Isra’:12) .
3. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir
menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.
4. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur’an.
5. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.
6. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ke-tika Allah SWT menciptakan makhluk.
7. Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman, “Yang telah
menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang
Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” (Al-Mulk:3).
8. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman,
“Dan malaikat-malaikat berada dipenjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas(kepala) mereka.” (Al-Haqah: 17).
9. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Musa : tongkat,
tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang dan *
10 .Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang
berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.” (Al-An’am: 160).
11. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf.
12. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu’jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah,
“Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu
itu dengan tongkatmu.’ Lalu memancarlah dari padanya dua belas mata air.” (Al-Baqarah: 60).
13. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan
ibunya.
14. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT
berfirman, “Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing. ” (At-Takwir:18).
15. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
16. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf, yakni ketika
mereka berkata kepada ayahnya,”Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba
dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami,lalu dia dimakan serigala.” Setelah
kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, ” tak ada cercaaan ter-hadap kalian.” Dan
ayah mereka
Ya’qub berkata, “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
17. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWT
berfirman, “Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai.” (Luqman: 19).
18. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi
Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.
19. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan
yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, “Wahai api dinginlah dan
selamatkan Ibrahim.” (Al-Anbiya’: 69).
20. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah
tentarabergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).
21. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana
firman Allah SWT, “Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.” (Yusuf: 2Cool.
22. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun
mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon
adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim tersebut.Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta.
Pemuda ini berkata, “APAKAH KUNCI SURGA ITU?” mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.
Mereka berkata, “Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya! “
Pendeta tersebut berkata, “Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah. “
Mereka menjawab, “Kami akan jamin keselamatan anda.”
Sang pendeta pun berkata, “Jawabannya ialah: ASHADU AN LA ILAHA ILLALLAH WA ASHYADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH.” Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam. ALLAHU AKBAR!

Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa. Subhanallah…!!

::: www.yatimmandiri.org :::

Rabu, 14 Maret 2012

KECEWA

Kecewa

Kekecewaan senang sekali mengakali hati. Semua berjalan seakan normal saja, padahal ada bara kecil di sudut hati yang luka. Tertutup kata dan ekspresi wajah. Tersimpan dalam rimbun basa basi. Namun itulah api dalam sekam, lambat tapi pasti terus membakar  tak terdeteksi.   Hanya menunggu waktu. Menunggu pemicu.  Dan tiba-tiba api akan melahap mangsa. Menghanguskan.
Menjadi tugas berat bagi hati untuk membersihkan diri.  Karna masih dipahami, hati harus selalu bersih. Selalu bersih tak ternoda. Suka maupun tidak, seperti itu seharusnya.  Hati yang bersih tertata. Tak terusaki. Tak terasuki.  Sempurna bersihnya. Dan jaminannya surga.  Wow..! Itulah rahasianya, saat Rasulullah memberi tahu, ada seorang ahli surga dari kalangan sahabat. Bukan sahabat besar sekaliber Abu Bakar RA maupun Umar RA. Ia hanya seorang sahabat biasa, kawula cilik, bahkan namanyapun tak disebut-sebut.  Tapi prestasinya dahsyat. Ahli surga. Dan sekali lagi, rahasianya : di hatinya.
Kembali tentang kekecewaan.  Mencoba mengenalinya. Menyibak sedikit rahasianya. Menurut  KBBI makna kecewa adalah kecil hati. Tak puas. Atau tidak senang. Biasanya karna tak terkabulnya keinginan dan harapan.  Atau sesuatu yang buruk  atau yang tak disukai menimpanya lantaran sikap orang lain. Bisa jadi sebuah kondisi yang tidak kondusif dimana ia berada di dalamnya. Sebuah dinamika jiwa yang menggelora. Sepertinya biasa saja. Dialami semua orang.  Namun tak semua orang memahaminya. Tak setiap kita mampu mengelolanya.  Apalagi jika masuk ke ranah hati. Akan semakin rumit masalahnya dan semakin dahsyat dampaknya.  Seperti juga semua masalah hati. Bermula noda kecil saja. Namun mampu merusak wilayah luas tak bertepi.  Karna noda(nila) setitik rusak susu sebelanga.  Bisa jadi kekecewaan yang timbul karna masalah kecil yang sepele.  Meninggalkan kekecewaan yang jinak. Tapi karena tidak mendapat perlakuan yang benar  maka berubah menjadi kekecewaan yang ganas.  Merasuk. Merusak. Dan pelampiasan nafsu kecewa yang bekerja dalam jiwa sungguh mengerikan.
Keadaan mengerikan itu bermula dari sebuah pertarungan di dalam diri.  Kekecewaan yang membuncah. Dan hawa nafsu yang menyergap.  Menyergah. Meletup-letup. Menarik-narik. Menggoyang-goyang. Mendorong-dorong.  Membisik-bisik. Mengiming-iming.  Dalam situasi seperti itu ego menjadi sangat berkuasa. Menjadi penguasa tunggal nan perkasa. Mengalahkan logika. Memendam rasa. Dan tampillah ia dengan senyum manis beracun dan wajah ramah dewa penghancur.  Dan itu tak kalah dahsyat dengan Merapi saat meletus.   Maka ketika kawah kecewa  menganga lebar.  Akan tumpah ruahlah lahar amarah dengan daya hancur tak terperi.  Wedus gembel mengepung bersama angin panas membakar logika. Dan debu dendam menebar  menutup akal sehat.   Sungguh berbahaya. Betapa rasa kecewa mampu membangkitkan dendam kesumat.  Menghidupkan energy perusak.  Mengalahkan  nilai-nilai mulia. Dan yang akan terjadi adalah kehancuran.  Binasa.
Mengapa mesti kecewa. Pertanyaan ini harus diajukan sebelum kita benar-benar kecewa.  Dan sebelum magma amarah meletus seperti Merapi yang dahsyat itu menebar bencana.  Akan sangat elok jika kita mampu mengantisipasi dengan mengenali sebab-sebabnya.  Maksudnya adalah agar kita tidak  menghancurkan diri sendiri dan menebar kerugian pada orang lain lantaran rasa kecewa yang lost control. Berarti ada dua kata kunci, pertama control diri atau manajemen hati. Dan kedua, mengenali struktur lengkap anatomi kecewa agar bisa mengantisipasi bahayanya.
Apapun sebabnya, kekecewaan tetap harus disikapi dengan benar dan tepat. Terlalu banyak sebab yang membuat seseorang kecewa.  Bahkan sangat mungkin disulut masalah yang sangat sederhana.  Seseorang yang memiliki cita rasa tinggi (perfeks) akan mudah kecewa.  Seringkali menuntut kesempurnaan yang tak realistis. Terlalu banyak masalah yang dihadapi bisa juga menjadi sebabnya. Gak sabaran dan ingin cepat  selesai melakukan sesuatu bisa juga penyebab lainnya.  Dikecewakan orang lain.  Atau dikecewakan diri sendiri. Artinya, kecewa bisa disebabkan diri sendiri ataupun orang lain. Meminimalisir rasa kecewa berarti juga mengenali diri sendiri dan orang lain. Bahwa masing-masing kita punya keterbatasan. Kelemahan. Kekurangan. Kesalahan. Jika kita yang melakukan itu, tak perlu terlalu menyalahkan diri sendiri.  Cukup tumbuhkan kesadaran , bahwa diri memang perlu terus belajar. Dan jika orang lain yang melakukan pahami bahwa ia-pun punya kekurangan. Maklumi. Ingatkan. Maafkan.  Jangan beri celah si kecewa mendarat di pelataran jiwa kita. Biarkan dia tetap ada di awang-awang. Akan terbang dibawa angin malam. Hilang di kegelapan. Atau menguap di angkasa. Dan berubah menjadi embun yang menyejukkan.  Asik banget  jika bisa melakukan semua itu.  Menahan diri. Menahan kata. Husnu dzon. Lapang dada. Berpikir positif.  Sederhana sebenarnya, namun berat untuk dilaksanakan.  Tapi tetap harus dicoba, karna jika tak bisa akan fatal akibatnya. Na'udzu billah min dzalik...
Subang , (ahir) Oktober 2010
Saat kecewa
Karna masih kecewa
Kala hadapi diri sendiri
Dan orang lain


KECEWA

Kecewa

Kekecewaan senang sekali mengakali hati. Semua berjalan seakan normal saja, padahal ada bara kecil di sudut hati yang luka. Tertutup kata dan ekspresi wajah. Tersimpan dalam rimbun basa basi. Namun itulah api dalam sekam, lambat tapi pasti terus membakar  tak terdeteksi.   Hanya menunggu waktu. Menunggu pemicu.  Dan tiba-tiba api akan melahap mangsa. Menghanguskan.
Menjadi tugas berat bagi hati untuk membersihkan diri.  Karna masih dipahami, hati harus selalu bersih. Selalu bersih tak ternoda. Suka maupun tidak, seperti itu seharusnya.  Hati yang bersih tertata. Tak terusaki. Tak terasuki.  Sempurna bersihnya. Dan jaminannya surga.  Wow..! Itulah rahasianya, saat Rasulullah memberi tahu, ada seorang ahli surga dari kalangan sahabat. Bukan sahabat besar sekaliber Abu Bakar RA maupun Umar RA. Ia hanya seorang sahabat biasa, kawula cilik, bahkan namanyapun tak disebut-sebut.  Tapi prestasinya dahsyat. Ahli surga. Dan sekali lagi, rahasianya : di hatinya.
Kembali tentang kekecewaan.  Mencoba mengenalinya. Menyibak sedikit rahasianya. Menurut  KBBI makna kecewa adalah kecil hati. Tak puas. Atau tidak senang. Biasanya karna tak terkabulnya keinginan dan harapan.  Atau sesuatu yang buruk  atau yang tak disukai menimpanya lantaran sikap orang lain. Bisa jadi sebuah kondisi yang tidak kondusif dimana ia berada di dalamnya. Sebuah dinamika jiwa yang menggelora. Sepertinya biasa saja. Dialami semua orang.  Namun tak semua orang memahaminya. Tak setiap kita mampu mengelolanya.  Apalagi jika masuk ke ranah hati. Akan semakin rumit masalahnya dan semakin dahsyat dampaknya.  Seperti juga semua masalah hati. Bermula noda kecil saja. Namun mampu merusak wilayah luas tak bertepi.  Karna noda(nila) setitik rusak susu sebelanga.  Bisa jadi kekecewaan yang timbul karna masalah kecil yang sepele.  Meninggalkan kekecewaan yang jinak. Tapi karena tidak mendapat perlakuan yang benar  maka berubah menjadi kekecewaan yang ganas.  Merasuk. Merusak. Dan pelampiasan nafsu kecewa yang bekerja dalam jiwa sungguh mengerikan.
Keadaan mengerikan itu bermula dari sebuah pertarungan di dalam diri.  Kekecewaan yang membuncah. Dan hawa nafsu yang menyergap.  Menyergah. Meletup-letup. Menarik-narik. Menggoyang-goyang. Mendorong-dorong.  Membisik-bisik. Mengiming-iming.  Dalam situasi seperti itu ego menjadi sangat berkuasa. Menjadi penguasa tunggal nan perkasa. Mengalahkan logika. Memendam rasa. Dan tampillah ia dengan senyum manis beracun dan wajah ramah dewa penghancur.  Dan itu tak kalah dahsyat dengan Merapi saat meletus.   Maka ketika kawah kecewa  menganga lebar.  Akan tumpah ruahlah lahar amarah dengan daya hancur tak terperi.  Wedus gembel mengepung bersama angin panas membakar logika. Dan debu dendam menebar  menutup akal sehat.   Sungguh berbahaya. Betapa rasa kecewa mampu membangkitkan dendam kesumat.  Menghidupkan energy perusak.  Mengalahkan  nilai-nilai mulia. Dan yang akan terjadi adalah kehancuran.  Binasa.
Mengapa mesti kecewa. Pertanyaan ini harus diajukan sebelum kita benar-benar kecewa.  Dan sebelum magma amarah meletus seperti Merapi yang dahsyat itu menebar bencana.  Akan sangat elok jika kita mampu mengantisipasi dengan mengenali sebab-sebabnya.  Maksudnya adalah agar kita tidak  menghancurkan diri sendiri dan menebar kerugian pada orang lain lantaran rasa kecewa yang lost control. Berarti ada dua kata kunci, pertama control diri atau manajemen hati. Dan kedua, mengenali struktur lengkap anatomi kecewa agar bisa mengantisipasi bahayanya.
Apapun sebabnya, kekecewaan tetap harus disikapi dengan benar dan tepat. Terlalu banyak sebab yang membuat seseorang kecewa.  Bahkan sangat mungkin disulut masalah yang sangat sederhana.  Seseorang yang memiliki cita rasa tinggi (perfeks) akan mudah kecewa.  Seringkali menuntut kesempurnaan yang tak realistis. Terlalu banyak masalah yang dihadapi bisa juga menjadi sebabnya. Gak sabaran dan ingin cepat  selesai melakukan sesuatu bisa juga penyebab lainnya.  Dikecewakan orang lain.  Atau dikecewakan diri sendiri. Artinya, kecewa bisa disebabkan diri sendiri ataupun orang lain. Meminimalisir rasa kecewa berarti juga mengenali diri sendiri dan orang lain. Bahwa masing-masing kita punya keterbatasan. Kelemahan. Kekurangan. Kesalahan. Jika kita yang melakukan itu, tak perlu terlalu menyalahkan diri sendiri.  Cukup tumbuhkan kesadaran , bahwa diri memang perlu terus belajar. Dan jika orang lain yang melakukan pahami bahwa ia-pun punya kekurangan. Maklumi. Ingatkan. Maafkan.  Jangan beri celah si kecewa mendarat di pelataran jiwa kita. Biarkan dia tetap ada di awang-awang. Akan terbang dibawa angin malam. Hilang di kegelapan. Atau menguap di angkasa. Dan berubah menjadi embun yang menyejukkan.  Asik banget  jika bisa melakukan semua itu.  Menahan diri. Menahan kata. Husnu dzon. Lapang dada. Berpikir positif.  Sederhana sebenarnya, namun berat untuk dilaksanakan.  Tapi tetap harus dicoba, karna jika tak bisa akan fatal akibatnya. Na'udzu billah min dzalik...
Subang , (ahir) Oktober 2010
Saat kecewa
Karna masih kecewa
Kala hadapi diri sendiri
Dan orang lain

Dwi fahrial (mantan kepala sekolah SMPIT Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Asyifa boarding school) Subang jawa barat.


Hidayatullah.com - Di Mana Bisa Dicari Kampus Islami di Indonesia?

Hidayatullah.com - Di Mana Bisa Dicari Kampus Islami di Indonesia?

Sabtu, 10 Maret 2012

Hidayatullah.com - Aksi Indonesia Tanpa Liberal Dinilai Capai Target

Hidayatullah.com - Aksi Indonesia Tanpa Liberal Dinilai Capai Target

 
Aksi Indonesia Tanpa Liberal Dinilai Capai Target

 

Sabtu, 10 Maret 2012
Hidayatullah.com—Aksi "Indonesia Dami Tanpa Liberal" yang digagas ormas-ormas Islam kemarin (09/03/2012) dinilai penuhi target. Aksi damai yang ditarget akan diikuti 1000 orang ini diikuti sekitar 3000-an orang.
Hal itu dikatakan Awit Masyhuri, koordinator lapangan aksi Indonesia Tanpa Liberal kepada hidayatullah.com , Sabtu, (10/03/2012).
Awit menambahkan, sebagian media mainstream memang tidak memberitakan aksi kemarin, bahkan banyak menyebut aksi kemarin sebagai biang macet. Meski demikian, katanya, sebagian media seperti Poskota, ANTV, TVOne, dan SCTV turut memberitakan dan menyampaikan maksud aksi ini.
“Enggak sia-sia aksi kita kemarin,” kata Awit.
Meski tidak menjadi perhatian utama televisi nasional [Baca: Habib Rizieq: Karena Bukan Bencong Kita Tak Masuk TV]  seperti aksi sebelumnya "Indonesia Tanpa FPI", namun aksi juga ikut disemarakkan kehadiran beberapa artis.
Untuk itu, Awit mengajak seluruh umat Islam untuk mengikuti aksi sejuta umat menolak liberal yang akan kembali digelar pada 30 Maret 2012 di tempat yang sama, yakni orasi dan longmarch dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Presiden.*

Rep: Surya Fachrizal Ginting
Red: Cholis Akbar

Hidayatullah.com - Aksi Indonesia Tanpa Liberal Dinilai Capai Target

Hidayatullah.com - Aksi Indonesia Tanpa Liberal Dinilai Capai Target



Aksi Indonesia Tanpa Liberal Dinilai Capai Target

 

Sabtu, 10 Maret 2012
Hidayatullah.com—Aksi "Indonesia Dami Tanpa Liberal" yang digagas ormas-ormas Islam kemarin (09/03/2012) dinilai penuhi target. Aksi damai yang ditarget akan diikuti 1000 orang ini diikuti sekitar 3000-an orang.
Hal itu dikatakan Awit Masyhuri, koordinator lapangan aksi Indonesia Tanpa Liberal kepada hidayatullah.com , Sabtu, (10/03/2012).
Awit menambahkan, sebagian media mainstream memang tidak memberitakan aksi kemarin, bahkan banyak menyebut aksi kemarin sebagai biang macet. Meski demikian, katanya, sebagian media seperti Poskota, ANTV, TVOne, dan SCTV turut memberitakan dan menyampaikan maksud aksi ini.
“Enggak sia-sia aksi kita kemarin,” kata Awit.
Meski tidak menjadi perhatian utama televisi nasional [Baca: Habib Rizieq: Karena Bukan Bencong Kita Tak Masuk TV]  seperti aksi sebelumnya "Indonesia Tanpa FPI", namun aksi juga ikut disemarakkan kehadiran beberapa artis.
Untuk itu, Awit mengajak seluruh umat Islam untuk mengikuti aksi sejuta umat menolak liberal yang akan kembali digelar pada 30 Maret 2012 di tempat yang sama, yakni orasi dan longmarch dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Presiden.*

Rep: Surya Fachrizal Ginting
Red: Cholis Akbar

Hidayatullah.com - Gereja Katolik Roma Tolak Pernikahan Homo

Hidayatullah.com - Gereja Katolik Roma Tolak Pernikahan Homo

Minggu, 04 Maret 2012

TAGATAT TEJASEN : ILMUWAN THAILAND YANG ISLAMKAN LIMA MAHASISWA SEBELUM MENJADI MUSLIM

Tagatat Tejasen: Ilmuwan Thailand yang ‘Islamkan’ Lima Mahasiswa Sebelum Menjadi Muslim


0
0diggsdigg
email

Tagatat Tejasen (WordPress / RoL)

 
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa: 56)
Bagi sebagian besar umat Islam, ayat di atas terdengar seperti ayat-ayat serupa dalam Alquran yang menjelaskan pedihnya siksa neraka bagi orang-orang yang tidak beriman. Namun tidak demikian bagi Tagatat Tejasen, seorang ilmuwan Thailand di bidang anatomi. Baginya, ayat itu adalah sebuah keajaiban.
***

Konferensi Kedokteran Saudi ke-6 di Jeddah yang diikuti Tejasen pada Maret 1981 menjadi awal kisah pertemuannya dengan keajaiban itu. Dalam konferensi yang berlangsung selama lima hari itu, sejumlah ilmuan Muslim menyodori Tejasen beberapa ayat Alquran yang berhubungan dengan anatomi.
Tejasen yang beragama Buddha kemudian mengatakan bahwa agamanya juga memiliki bukti-bukti serupa yang secara akurat menjelaskan tahap-tahap perkembangan embrio. Para ilmuan Muslim yang tertarik mempelajarinya meminta profesor asal Thailand itu untuk menunjukkan ayat-ayat tersebut pada mereka.
Setahun kemudian, Mei 1982, Tejasen menghadiri konferensi kedokteran yang sama di Dammam, Arab Saudi. Saat ditanya tentang ayat-ayat anatomi yang pernah dijanjikannya, Tejasen justru meminta maaf dan mengatakan bahwa ia telah menyampaikan pernyataan tersebut sebelum mempelajarinya. Ia telah memeriksa kitabnya, dan memastikan bahwa tidak ada referensi darinya yang dapat dijadikan bahan penelitian.
Ia kemudian menerima saran para ilmuan Muslim untuk membaca sebuah makalah penelitian karya Keith Moore, seorang profesor bidang anatomi asal Kanada. Makalah itu berbicara tentang kecocokan antara embriologi modern dengan apa yang disebutkan dalam Alquran.

Tejasen tercengang saat membacanya. Sebagai ilmuwan di bidang anatomi, ia menguasai dermatologi (ilmu tentang kulit). Dalam tinjauan anatomi, lapisan kulit manusia terdiri dari tiga lapisan global, yakni Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan yang terakhirlah, Sub Cutis, terdapat ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf.
Penemuan modern di bidang anatomi menunjukkan bahwa luka bakar yang terlalu dalam akan mematikan syaraf-syaraf yang mengatur sensasi. Saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus Sub Cutis), seseorang tidak akan merasakan nyeri. Hal itu disebabkan tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent pengatur sensasi yang rusak oleh luka bakar tersebut.
Makalah itu tidak saja menunjukkan keberhasilan teknologi kedokteran dan perkembangan ilmu anatomi, namun juga membuktikan kebenaran Alquran. Ayat 56 surah An-Nisa’ mengatakan bahwa Allah akan memasukkan orang-orang kafir ke dalam neraka, dan mengganti kulit mereka dengan kulit yang baru setiap kali kulit itu hangus terbakar, agar mereka merasakan pedihnya azab Allah.
Jantung Tejasen berdebar. “Bagaimana mungkin Alquran yang diturunkan 14 abad yang lalu telah mengetahui fakta kedokteran ini?”
***

Sebelum berhasil mengatasi keterkejutannya, Tejasen disodori pertanyaan oleh para ilmuan Muslim yang mendampinginya, “Mungkinkah ayat Alquran ini bersumber dari manusia?”
Ketua Jurusan Anatomi Universitas Chiang Mai Thailand itu sontak menjawab, “Tidak, kitab itu tidak mungkin berasal dari manusia. Ia kemudian termangu dan melanjutkan responsnya, “Lalu dari mana kiranya Muhammad menerimanya?”
Mereka memberitahu Tejasen bahwa Tuhan itu adalah Allah, yang membuat Tejasen semakin ingin tahu. “Lalu, siapakah Allah itu?” tanyanya.
Dari para ilmuan Muslim tersebut, Tejasen mendapatkan keterangan tentang Allah, Sang Pencipta yang dari-Nya bersumber segala kebenaran dan kesempurnaan. Dan Tejasen tak membantah semua jawaban yang diterimanya. Ia membenarkannya.
Profesor yang pernah menjadi dekan Fakultas Kedokteran Universitas Chiang Mai lalu itu kembali ke negaranya, tempat ia menyampaikan sejumlah kuliah tentang pengetahuan dan penemuan barunya itu. Informasi yang dikutip oleh laman special.worlofislam.info menyebutkan bahwa kuliah-kuliah profesor yang masih beragama Buddha itu, di luar dugaan, telah mengislamkan lima mahasiswanya.
Hingga akhirnya, pada Konferensi Kedokteran Saudi ke-8 yang diselenggarakan di Riyadh, Tejasen kembali hadir dan mengikuti serangkaian pidato tentang bukti-bukti Qurani yang berhubungan dengan ilmu medis. Dalam konferensi yang berlangsung selama lima hari itu, Tejasen banyak mendiskusikan dalil-dalil tersebut bersama para sarjana Muslim dan non-Muslim.
Di akhir konferensi, 3 November 1983, Tejasen maju dan berdiri di podium. Di hadapan seluruh peserta konferensi, ia menceritakan awal ketertarikannya pada Al-Qur’an, juga kekagumannya pada makalah Keith Moore yang membuatnya meyakini kebenaran Islam.
“Segala yang terekam dalam Alquran 1.400 tahun yang lalu pastilah kebenaran, yang bisa dibuktikan oleh sains. Nabi Muhammad yang tidak bisa membaca dan menulis pastilah menerimanya sebagai cahaya yang diwahyukan oleh Yang Maha Pencipta,” katanya. Tejasen lalu menutup pidatonya dengan mengucap dua kalimat syahadat. (Heri Ruslan/Devi Anggraini Oktavika/RoL)

KISAH SEORANG YAHUDI YANG MENGISLAMKAN JUTAAN ORANG

Kisah Seorang Yahudi yang Mengislamkan Jutaan Orang


Oleh: Mustamid Di suatu tempat di Prancis sekitar lima puluh tahun yang lalu, ada seorang berkebangsaan Turki berumur 50 tahun bernama Ibrahim. Ia adalah orangtua yang menjual makanan di sebuah toko makanan. Toko tersebut terletak di sebuah apartemen di mana salah satu penghuninya adalah keluarga Yahudi yang memiliki seorang anak bernama "Jad" berumur 7 tahun.

Jad, si anak Yahudi Hampir setiap hari mendatangi toko tempat di mana Ibrahim bekerja untuk membeli kebutuhan rumah. Setiap kali hendak keluar dari toko –dan Ibrahim dianggapnya lengah– Jad selalu mengambil sepotong cokelat milik Ibrahim tanpa seizinnya.
Pada suatu hari usai belanja, Jad lupa tidak mengambil cokelat ketika mau keluar, kemudian tiba-tiba Ibrahim memanggilnya dan memberitahu kalau ia lupa mengambil sepotong cokelat sebagaimana kebiasaannya. Jad kaget, karena ia mengira bahwa Ibrahim tidak mengetahui apa yang ia lakukan selama ini. Ia pun segera meminta maaf dan takut jika saja Ibrahim melaporkan perbuatannya tersebut kepada orangtuanya.
"Tidak apa, yang penting kamu berjanji untuk tidak mengambil sesuatu tanpa izin, dan setiap saat kamu mau keluar dari sini, ambillah sepotong cokelat, itu adalah milikmu”, ujar Jad sebagai tanda persetujun.

Waktu berlalu, tahun pun berganti dan Ibrahim yang seorang Muslim kini menjadi layaknya seorang ayah dan teman akrab bagi Jad si anak Yahudi
Sudah menjadi kebiasaan Jad saat menghadapi masalah, ia selalu datang dan berkonsultasi kepada Ibrahim. Dan setiap kali Jad selesai bercerita, Ibrahim selalu mengambil sebuah buku dari laci, memberikannya kepada Jad dan kemudian menyuruhnya untuk membukanya secara acak. Setelah Jad membukanya, kemudian Ibrahim membaca dua lembar darinya, menutupnya dan mulai memberikan nasehat dan solusi dari permasalahan Jad.
Beberapa tahun pun berlalu dan begitulah hari-hari yang dilalui Jad bersama Ibrahim, seorang Muslim Turki yang tua dan tidak berpendidikan tinggi.
14 Tahun Berlalu
Jad kini telah menjadi seorang pemuda gagah dan berumur 24 tahun, sedangkan Ibrahim saat itu berumur 67 tahun.
Alkisah, Ibrahim akhirnya meninggal, namun sebelum wafat ia telah menyimpan sebuah kotak yang dititipkan kepada anak-anaknya di mana di dalam kotak tersebut ia letakkan sebuah buku yang selalu ia baca setiap kali Jad berkonsultasi kepadanya. Ibrahim berwasiat agar anak-anaknya nanti memberikan buku tersebut sebagai hadiah untuk Jad, seorang pemuda Yahudi.
Jad baru mengetahui wafatnya Ibrahim ketika putranya menyampaikan wasiat untuk memberikan sebuah kotak. Jad pun merasa tergoncang dan sangat bersedih dengan berita tersebut, karena Ibrahim-lah yang selama ini memberikan solusi dari semua permasalahannya,  dan Ibrahim lah satu-satunya teman sejati baginya.
Hari-haripun berlalu, Setiap kali dirundung masalah, Jad selalu teringat Ibrahim. Kini ia hanya meninggalkan sebuah kotak. Kotak yang selalu ia buka, di dalamnya tersimpan sebuah buku yang dulu selalu dibaca Ibrahim setiap kali ia mendatanginya.
Jad lalu mencoba membuka lembaran-lembaran buku itu, akan tetapi kitab itu berisikan tulisan berbahasa Arab sedangkan ia tidak bisa membacanya. Kemudian ia pergi ke salah seorang temannya yang berkebangsaan Tunisia dan memintanya untuk membacakan dua lembar dari kitab tersebut. Persis sebagaimana kebiasaan Ibrahim dahulu yang selalu memintanya membuka lembaran kitab itu dengan acak saat ia datang berkonsultasi.
Teman Tunisia tersebut kemudian membacakan dan menerangkan makna dari dua lembar yang telah ia tunjukkan. Dan ternyata, apa yang dibaca oleh temannya itu, mengena persis ke dalam permasalahan yang dialami Jad kala itu. Lalu Jad bercerita mengenai permasalahan yang tengah menimpanya, Kemudian teman Tunisianya itu memberikan solusi kepadanya sesuai apa yang ia baca dari kitab tersebut.
Jad pun terhenyak kaget, kemudian dengan penuh rasa penasaran ini bertanya, "Buku apa ini?"Ia menjawab, "Ini adalah Al-Qur'an, kitab sucinya orang Islam!"

Jad sedikit tak percaya, sekaligus merasa takjub,
Jad lalu kembali bertanya, "Bagaimana caranya menjadi seorang muslim?"Temannya menjawab, "Mengucapkan syahadat dan mengikuti syariat!"

Setelah itu, dan tanpa ada rasa ragu, Jad lalu mengucapkan Syahadat, ia pun kini memeluk agama Islam!

Islamkan 6 juta orangKini Jad sudah menjadi seorang Muslim, kemudian ia mengganti namanya menjadi Jadullah Al-Qur'ani sebagai rasa takdzim atas kitab Al-Qur'an yang begitu istimewa dan mampu menjawab seluruh problema hidupnya selama ini. Dan sejak saat itulah ia memutuskan akan menghabiskan sisa hidupnya untuk mengabdi menyebarkan ajaran Al-Qur'an.

Mulailah Jadullah mempelajari Al-Qur'an serta memahami isinya, dilanjutkan dengan berdakwah di Eropa hingga berhasil mengislamkan enam ribu Yahudi dan Nasrani.
Suatu hari, Jadullah membuka lembaran-lembaran Al-Qur'an hadiah dari Ibrahim itu. Tiba-tiba ia mendapati sebuah lembaran bergambarkan peta dunia. Pada saat matanya tertuju pada gambar benua Afrika, nampak di atasnya tertera tanda tangan Ibrahim dan dibawah tanda tangan itu tertuliskan ayat :
((اُدْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ...!!))
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik!!...” [QS. An-Nahl; 125]
Iapun yakin bahwa ini adalah wasiat dari Ibrahim dan ia memutuskan untuk melaksanakannya.
Beberapa waktu kemudian Jadullah meninggalkan Eropa dan pergi berdakwah ke negara-negara Afrika yang di antaranya adalah Kenya, Sudan bagian selatan (yang mayoritas penduduknya adalah Nasrani), Uganda serta negara-negara sekitarnya. Jadullah berhasil mengislamkan lebih dari 6.000.000 (enam juta) orang dari suku Zulu, ini baru satu suku, belum dengan suku-suku lainnya.

Akhir Hayat Jadullah

Jadullah Al-Qur'ani, seorang Muslim sejati, da'i hakiki, menghabiskan umur 30 tahun sejak keislamannya untuk berdakwah di negara-negara Afrika yang gersang dan berhasil mengislamkan jutaan orang.
Jadullah wafat pada tahun 2003 yang sebelumnya sempat sakit. Kala itu beliau berumur 45 tahun, beliau wafat dalam masa-masa berdakwah.

Kisah pun belum selesai

Ibu Jadullah Al-Qur'ani adalah seorang wanita Yahudi yang fanatik, ia adalah wanita berpendidikan dan dosen di salah satu perguruan tinggi. Ibunya baru memeluk Islam pada tahun 2005, dua tahun sepeninggal Jadullah yaitu saat berumur 70 tahun.
Sang ibu bercerita bahwa –saat putranya masih hidup– ia menghabiskan waktu selama 30 tahun berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan putranya agar kembali menjadi Yahudi dengan berbagai macam cara, dengan segenap pengalaman, kemapanan ilmu dan kemampuannya, akan tetapi ia tidak dapat mempengaruhi putranya untuk kembali menjadi Yahudi. Sedangkan Ibrahim, seorang Muslim tua yang tidak berpendidikan tinggi, mampu melunakkan hatinya untuk memeluk Islam, hal ini tidak lain karena Islamlah satu-satunya agama yang benar.

Yang menjadi pertanyaannya, "Mengapa Jad si anak Yahudi memeluk Islam?"

Jadullah Al-Qur'ani bercerita bahwa Ibrahim yang ia kenal selama 17 tahun tidak pernah memanggilnya dengan kata-kata: "Hai orang kafir!" atau "Hai Yahudi!" bahkan Ibrahim tidak pernah untuk sekedar berucap: "Masuklah agama Islam!"
Bayangkan, selama 17 tahun Ibrahim tidak pernah sekalipun mengajarinya tentang agama, tentang Islam ataupun tentang Yahudi. Seorang tua Muslim sederhana itu tak pernah mengajaknya diskusi masalah agama. Akan tetapi ia tahu bagaimana menuntun hati seorang anak kecil agar terikat dengan akhlak Al-Qur’an.
Kemudian dari kesaksian Dr. Shafwat Hijazi (salah seorang dai kondang Mesir) yang suatu saat pernah mengikuti sebuah seminar di London dalam membahas problematika Darfur serta solusi penanganan dari kristenisasi, beliau berjumpa dengan salah satu pimpinan suku Zolo. Saat ditanya apakah ia memeluk Islam melalui Jadullah Al-Qur’ani?, ia menjawab; tidak! namun ia memeluk Islam melalui orang yang diislamkan oleh Jadullah Al-Qur'ani.
Subhanallah, akan ada berapa banyak lagi orang yang akan masuk Islam melalui orang-orang yang diislamkan oleh Jadullah Al-Qur’ani. Dan Jadullah Al-Qur'ani sendiri memeluk Islam melalui tangan seorang muslim tua berkebangsaan Turki yang tidak berpendidikan tinggi, namun memiliki akhlak yang jauh dan jauh lebih luhur dan suci.
Begitulah hikayat tentang Jadullah Al-Qur'ani, kisah ini merupakan kisah nyata yang penulis dapatkan kemudian penulis terjemahkan dari catatan Almarhum Syeikh Imad Iffat yang dijuluki sebagai "Syaikh Kaum Revolusioner Mesir". Beliau adalah seorang ulama Al-Azhar dan anggota Lembaga Fatwa Mesir yang ditembak syahid dalam sebuah insiden di Kairo pada hari Jumat, 16 Desember 2011 silam.
Kisah nyata ini layak untuk kita renungi bersama di masa-masa penuh fitnah seperti ini. Di saat banyak orang yang sudah tidak mengindahkan lagi cara dakwah Qur'ani. Mudah mengkafirkan, fasih mencaci, mengklaim sesat, menyatakan bid'ah, melaknat, memfitnah, padahal mereka adalah sesama muslim.
Dulu da'i-da'i kita telah berjuang mati-matian menyebarkan Tauhid dan mengislamkan orang-orang kafir, namun kenapa sekarang orang yang sudah Islam malah justru dikafir-kafirkan dan dituduh syirik? Bukankah kita hanya diwajibkan menghukumi sesuatu dari yang tampak saja? Sedangkan masalah batin biarkan Allah yang menghukumi nanti. Kita sama sekali tidak diperintahkan untuk membelah dada setiap manusia agar mengetahui kadar iman yang dimiliki setiap orang.
Mari kita renungi kembali surat Thaha ayat 44 yaitu Perintah Allah swt. kepada Nabi Musa dan Harun –'alaihimassalam– saat mereka akan pergi mendakwahi fir'aun. Allah berfirman,
((فَقُولاَ لَهُ قَوْلاً لَّيِّناً لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى))
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut.”

Bayangkan, Fir'aun yang jelas-jelas kafir laknatullah, namun saat dakwah dengan orang seperti ia pun harus tetap dengan kata-kata yang lemah lembut, tanpa menyebut dia Kafir Laknatullah! Lalu apakah kita yang hidup di dunia sekarang ini ada yang lebih Islam dari Nabi Musa dan Nabi Harun? Atau adakah orang yang saat ini lebih kafir dari Fir'aun, di mana Al-Qur'an pun merekam kekafirannya hingga kini?
Lantas alasan apa bagi kita untuk tidak menggunakan dahwah dengan metode Al-Qur'an? Yaitu dengan Hikmah, Nasehat yang baik, dan Diskusi menggunakan argumen yang kuat namun tetap sopan dan santun?
Maka dalam dakwah yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana cara kita agar mudah menyampaikan kebenaran Islam ini.Oleh karenanya, jika sekarang kita dapati ada orang yang kafir, bisa jadi di akhir hayatnya Allah akan memberi hidayah kepadanya sehingga ia masuk Islam.
Bukankah Umar bin Khattab dulu juga pernah memusuhi Rasulullah? Namun Allah berkehendak lain, sehingga Umar pun mendapat hidayah dan akhirnya memeluk Islam. Lalu jika sekarang ada orang muslim, bisa jadi di akhir hayatnya Allah mencabut hidayah darinya sehingga ia mati dalam keadaan kafir. Na'udzubillah tsumma Na'udzubillahi min Dzalik.

Karena sesungguhnya dosa pertama yang dilakukan iblis adalah sombong dan angkuh serta merasa diri sendiri paling suci sehingga tak mau menerima kebenaran Allah dengan sujud hormat kepada nabi Adam –'alaihissalam–. Oleh karena itu, bisa jadi Allah mencabut hidayah dari seorang muslim yang tinggi hati lalu memberikannya kepada seorang kafir yang rendah hati. Segalanya tiada yang mustahil bagi Allah!
Marilah kita pertahankan akidah Islam yang telah kita peluk ini, dan jangan pernah mencibir ataupun "menggerogoti" akidah orang lain yang juga telah memeluk Islam serta bertauhid. Kita adalah saudara seislam seagama. Saling mengingatkan adalah baik, saling melindungi akidah sesama muslim adalah baik. Marilah kita senantiasa berjuang bahu-membahu demi perkara yang baik-baik saja. Wallahu Ta'ala A'la Wa A'lam Bis-Shawab.*
Penulis adalah mahasiswa Program Licence Universitas Al-Azhar Kairo Konsentrasi Hukum Islam. Facebook; MustamidKeterangan: Muslim Afsel dan foto Penulis